Apa itu garam kosher?
Penasaran dengan garam kosher? Temukan asal usul, kegunaannya, dan mengapa garam kosher menjadi rahasia bumbu yang sempurna dalam memasak dan memanggang.
Diterbitkan: 13 Maret 2025 · Dimodifikasi: 13 Maret 2025 oleh Jennifer Ryan

Daftar isi
Saya telah menghabiskan waktu bertahun-tahun di dapur, menguji resep, menyempurnakan teknik, dan, yang terpenting, memahami bahan-bahan yang membuat hidangan benar-benar istimewa. Di antara semuanya, salah satu yang paling penting—dan sering disalahpahami—adalah garam kosher. Garam kosher adalah bahan pokok di dapur saya, dan jika Anda memasak secara teratur, garam kosher juga harus ada di dapur Anda. Namun, apa itu garam kosher, dan mengapa itu penting?
Apa itu Garam Kosher?
Garam kosher adalah garam berbutir kasar yang telah menjadi favorit di kalangan koki dan juru masak rumahan. Tidak seperti garam dapur, yang memiliki kristal halus dan seragam, garam kosher memiliki serpihan yang lebih besar dan tidak beraturan. Serpihan ini mudah larut dan tersebar merata, menjadikannya pilihan bumbu yang lebih mudah diserap dan serbaguna. Garam ini juga tidak mengandung bahan tambahan, seperti yodium dan zat anti-penggumpalan, yang ditemukan dalam garam dapur tradisional, sehingga memberikan rasa yang murni dan bersih yang meningkatkan, alih-alih mengalahkan, makanan.
Cara Pembuatan Garam Kosher
Garam kosher biasanya diperoleh melalui dua metode utama: penguapan dari air garam atau penambangan dari endapan garam bawah tanah. Tidak seperti garam dapur, yang dimurnikan menjadi kristal-kristal kecil dan seragam, garam kosher diproses untuk menghasilkan serpihan yang lebih besar dan tidak beraturan yang mudah larut dan melekat dengan baik pada makanan. Beberapa merek menggunakan penguapan surya tradisional, di mana air laut dibiarkan mengering secara alami, sementara yang lain mengekstrak garam dari endapan kuno dan memurnikannya melalui proses mekanis. Struktur unik ini tidak hanya membuat garam kosher ideal untuk bumbu tetapi juga meningkatkan kemampuannya untuk mengeluarkan air, itulah sebabnya garam ini disukai untuk mengawetkan daging dan memasak.
Mengapa Disebut Garam Kosher?
Meskipun sebagian orang mungkin berpikir sebaliknya, garam kosher tidak selalu "kosher" dalam pengertian agama. Nama tersebut berasal dari penggunaan historisnya dalam proses koshering—mengambil air dari daging untuk memenuhi hukum diet Yahudi. Teksturnya yang kasar membuatnya ideal untuk tujuan ini, dan seiring waktu, garam ini semakin populer di dapur jauh melampaui penggunaan aslinya.
Mengapa Saya Lebih Suka Garam Kosher dalam Memasak
Bagi saya, keuntungan terbesar dari garam kosher adalah kontrolnya. Kristal yang lebih besar memungkinkan saya untuk mencubit dan menaburkan dengan tepat, sehingga lebih mudah membumbui makanan secara merata. Tidak seperti garam dapur, yang dapat dengan cepat menjadi terlalu kuat, garam kosher meningkatkan rasa secara halus, menonjolkan rasa alami bahan-bahan tanpa membuat hidangan menjadi terlalu asin.
Garam kosher juga sangat enak jika dilihat dari teksturnya. Serpihan garam yang ringan dan lembut ini larut dengan sempurna ke dalam daging, sayuran, dan saus, memastikan setiap gigitan dibumbui dengan tepat. Dan ketika saya membuat sesuatu seperti bumbu kering atau membumbui daging panggang, butiran garam yang lebih kasar menempel lebih baik di permukaan, sehingga menghasilkan kerak yang lebih beraroma.
Cara Menggunakan Garam Kosher dalam Masakan Sehari-hari
Menggunakan garam kosher bukan hanya tentang menggantinya dengan garam dapur—tetapi tentang mengetahui cara memanfaatkannya sebaik-baiknya. Berikut ini beberapa cara favorit saya untuk menggunakannya:
- Bumbu daging: Baik saat saya memasak steak dengan air garam kering atau membumbui daging panggang, garam kosher membantu meningkatkan rasa dan mempertahankan kelembapan.
- Memasak pasta: Segenggam penuh dalam air mendidih memastikan pasta dibumbui dengan benar dari dalam ke luar.
- Pembakaran: Meskipun garam dapur sering disukai karena teksturnya yang lebih halus, saya menemukan bahwa garam kosher menambah cita rasa pada roti dan kue tanpa rasa logam yang tertinggal dari garam beryodium.
- Sentuhan akhir: Sedikit garam kosher pada kue kering coklat, sayur panggang, atau ikan bakar akan memperkaya hidangan, menambah rasa dan tekstur.
Garam Kosher vs. Garam Lainnya
Saya sering mendapat pertanyaan ini—bagaimana garam kosher dibandingkan dengan garam laut atau garam dapur? Perbedaan terbesarnya adalah teksturnya. Garam laut, tergantung pada jenisnya, bisa bersisik atau kasar tetapi sering kali mengandung beberapa mineral. Di sisi lain, garam dapur digiling halus dan lebih padat, artinya lebih asin dari segi volume. Jika resep mengharuskan garam dapur dan saya ingin menggunakan garam kosher sebagai gantinya, saya biasanya menggunakan dua kali lebih banyak untuk mendapatkan tingkat keasinan yang sama.
Merek Garam Kosher Pilihan Saya
Tidak semua garam kosher dibuat sama. Saya sudah mencoba beberapa merek, dan favorit saya adalah Diamond Crystal dan Morton. Diamond Crystal memiliki tekstur yang lebih ringan dan lebih renyah, sedangkan Morton lebih padat dan lebih asin dari segi volume. Jika Anda mengikuti resep yang menyebutkan garam kosher, penting untuk mengetahui merek mana yang dimaksud, karena takarannya dapat sangat bervariasi.
Garam kosher, lebih dari sekadar bumbu penyedap—garam ini merupakan bahan dapur penting yang memberi semua orang kendali lebih baik atas rasa dan menyempurnakan setiap hidangan. Dengan teksturnya yang kasar, rasa yang murni, dan keserbagunaannya yang luar biasa, garam ini telah menjadi bahan andalan saya untuk memasak. Jika Anda belum mencobanya, saya sangat menyarankan untuk mencoba—Anda akan segera melihat perbedaannya. Penasaran dengan bahan-bahan lain yang wajib ada? Lihat panduan bahan-bahan lengkap kami dan ikuti kami di media sosial untuk tips dan wawasan memasak lebih lanjut!